Buat profil
|
Hariyanto
Hariyanto adalah seorang hamba Allah yang diberi amanah untuk hidup di dunia, memberikan sesuatu sedikit yang dimilikinya untuk berbagi. Keterbatasan sebagai hamba yang lemah hanya mampu berbagi dengan berbagai keterbatasan. Hidup memang penuh dengan keterbatasan, namun keterbatasan yang ada jika dijadikan sebagai tantangan dan selelu berserah diri kepada Allah, qonaah, sabar dan istiqomah akan menjadikan manusia yang mampu hidup dengan ketenangan.
Hariyanto dilahirkan di Trenggalek, 38 tahun yang lalu, tepatnya di Dusun Suren, Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Masa kecil saya habiskan di Trenggalek, dengan pehuh keceriaan, berbaur dengan alam pedesaaan dan teman-teman yang masih polos dan lugu. Tak kurang berbagai pengalaman yang membuat orang lain jadi gregetan karena ulah tingkah laku yang nakal (maklun anak-anak). Taman kanak-kanak saya habiskan dengan riang dan gembira, berlari, bernyayi, dan kadang usil di TK Idhata Suren, Gembleb, Pogalan, Trenggalek. Tak ayal kepolosan tingkah laku itu membuat bapak/ibu guru TK saya jadi gemes dan gregetan (maklum lagi !!!). SD saya jalani enam tahun di SDN Gembleb III, Pogalan, Trenggalek. Tidak ada yang istimewa di SD ini bagi saya, namun sebagai cacatan kecil bahwa saya pernah dijewer sama tukang kebon gara-gara mainan ban bekas saat musim hujan di sekolahku. Tak ayal halaman dan teras sekolah jadi "sawah". Alhamdullillah walaupun dengan sekolah "nyeker" dapat lulus SD dengan selamat. Gayung bersambut di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek, agak mendingan sedikit pake sepatu dan seragam kebesaran "maklum sragame gedhe tapi orange masih kecil" sampe-sampe temen-temen nertawaain. Sepede onthel 5 kilometer pulang pergi tiap hari jadi nambah badan jadi gede. Dengan sepeda mini, kebiasaan balapan dengan teman-teman jadi asik, tapi juga bikin masalah. Berulang kali sopir angkutan bentak-bentak gara-gara jalan dipakai semua, namun dasar anak kecil ndak direkan lah. 3 tahun SMP, maunya orang tua daftar ke SPG, eeeeeee ternyata gak lulus tes, nganggur lagi setahun. Maunya ke STM tapi orang tua bilang nek gak sekolah negeri ndak tak sekolahno, apa boleh buat SMAN 1 Trenggalek lah yang aku pilih, dan ngontel lagi. 15 Kilometer 3 tahun saya jalani sampai lulus. Tahun 1992 nyantol di IKIP Malang (sekolahe arek ndeso) dan pastilah ke depan jadi guru. Dengan sedikit gaya bonek, sabet sana sabet sini, utang sana utang sini, nebeng sana nebeng sini, gandol sana gandol sini akhirnya lulus juga tahun 1997. Bekerja apa adanya dulu, mulai karyawan toko, ikut ngajar kursus, wis pokoknya halallah. 1998 pacar minta kawin, kerja belum mapan apa boleh buat nekat saja daripada ngumpulin dosa dan ternyata sampai sekarang sudah empat anak yang aku dapat. Alkhamdulillah sekarang dapat berbagi sedikit ilmu dengan anak-anak di SMKN 1 Bangil dan SMK WALISONGO 1 GEMPOL, Kab. Pasuruan.
Hariyanto dilahirkan di Trenggalek, 38 tahun yang lalu, tepatnya di Dusun Suren, Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Masa kecil saya habiskan di Trenggalek, dengan pehuh keceriaan, berbaur dengan alam pedesaaan dan teman-teman yang masih polos dan lugu. Tak kurang berbagai pengalaman yang membuat orang lain jadi gregetan karena ulah tingkah laku yang nakal (maklun anak-anak). Taman kanak-kanak saya habiskan dengan riang dan gembira, berlari, bernyayi, dan kadang usil di TK Idhata Suren, Gembleb, Pogalan, Trenggalek. Tak ayal kepolosan tingkah laku itu membuat bapak/ibu guru TK saya jadi gemes dan gregetan (maklum lagi !!!). SD saya jalani enam tahun di SDN Gembleb III, Pogalan, Trenggalek. Tidak ada yang istimewa di SD ini bagi saya, namun sebagai cacatan kecil bahwa saya pernah dijewer sama tukang kebon gara-gara mainan ban bekas saat musim hujan di sekolahku. Tak ayal halaman dan teras sekolah jadi "sawah". Alhamdullillah walaupun dengan sekolah "nyeker" dapat lulus SD dengan selamat. Gayung bersambut di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek, agak mendingan sedikit pake sepatu dan seragam kebesaran "maklum sragame gedhe tapi orange masih kecil" sampe-sampe temen-temen nertawaain. Sepede onthel 5 kilometer pulang pergi tiap hari jadi nambah badan jadi gede. Dengan sepeda mini, kebiasaan balapan dengan teman-teman jadi asik, tapi juga bikin masalah. Berulang kali sopir angkutan bentak-bentak gara-gara jalan dipakai semua, namun dasar anak kecil ndak direkan lah. 3 tahun SMP, maunya orang tua daftar ke SPG, eeeeeee ternyata gak lulus tes, nganggur lagi setahun. Maunya ke STM tapi orang tua bilang nek gak sekolah negeri ndak tak sekolahno, apa boleh buat SMAN 1 Trenggalek lah yang aku pilih, dan ngontel lagi. 15 Kilometer 3 tahun saya jalani sampai lulus. Tahun 1992 nyantol di IKIP Malang (sekolahe arek ndeso) dan pastilah ke depan jadi guru. Dengan sedikit gaya bonek, sabet sana sabet sini, utang sana utang sini, nebeng sana nebeng sini, gandol sana gandol sini akhirnya lulus juga tahun 1997. Bekerja apa adanya dulu, mulai karyawan toko, ikut ngajar kursus, wis pokoknya halallah. 1998 pacar minta kawin, kerja belum mapan apa boleh buat nekat saja daripada ngumpulin dosa dan ternyata sampai sekarang sudah empat anak yang aku dapat. Alkhamdulillah sekarang dapat berbagi sedikit ilmu dengan anak-anak di SMKN 1 Bangil dan SMK WALISONGO 1 GEMPOL, Kab. Pasuruan.